![]() |
Tampak pekerja tidak memenuhi SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) |
KARAWANG,KHI - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang, diduga sungkan menegur pemborong yang ditunjuk mengerjakan proyek jembatan di Dusun Krajan RT.04/01 Desa Jayamakmur Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang. Pasalnya meski banyak pihak yang menyoroti adanya persoalan dilapangan, namun belum terlihat upaya dari Dinas PUPR mengambil tidakan.
" Saya menduga Kabid PUPR sungkan menegur pemborong, sebab meski dalam pelaksanaannya banyak pihak yang mengkritisi, namun Dinas PUPR terkesan masabodoh , terutama KPA dan Pengawas Lapangan," ujar Kosim warga setempat. Selasa (14/11/23)
Menurut Kosim, sedemikian besar pengaruh kontraktor jembatan, sehingga Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dibuatnya tak berkutik.
" Aneh, kok KPA sekaligus selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak berani menegur pemborong, buktinya dilapangan tidak mengindahkan kritikan- kritikan para kontrol sosial, dan pengawas lapangan juga terkesan membiarkan, meski pekerjaannya asal- asalan. Kalau demikian, semua pekerjaan dari Dinas PUPR Karawang hasilnya akan amburadul dong, " tandas Kosim
Tak hanya kontraktor yang diduga dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mempedomani Kerangka Acuan Kerja (KAK) Dia juga menduga , konsultan perencana Dinas PUPR dalam merencanakan pembangunan jembatan tidak memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP)
" Saya tidak pernah melihat pihak dinas PUPR melakukan uji kontur tanah dengan melakukan sondir, padahal pengujian sondir sangat penting sekali, sebab itu salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan, serta mengetahui kedalaman lapisan yaitu lapisan tanah keras, " Terangnya
Dia juga menduga Dinas PUPR Karawang tidak profesional dalam merencanakan pembangunan jembatan, sebab pembangunan jembatan di Desa Jayamakmur Kecamatan Jayakerta dari perencanaan hingga pelaksanaan diduga tidak memenuhi SOP.
. Nah jika ada jembatan ambruk akibat pilarnya tidak kuat menahan atau pilarnya amblas, itu dapat dipastikan, konsultan perencana tidak bekerja, padahal SOP pembangunan jembatan begitu. Jadi wajar dong dugaan kongkalingkong itu terjadi, sebab dari perencanaan hingga pelaksanaan meski tidak memenuhi SOP , tapi dibiarkan, " tutupnya (Hudriamin)