Notification

×

Iklan

Iklan

 




Penyatuan Gina Swara dan Acep Jamhuri Dinilai Menjadi Harapan Baru Bagi Karawang

| Agustus 20, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-20T11:54:28Z

 


KARAWANG,KHI - Anggota Badan Penyelidik dan Upaya Penyatuan Pemimpin Karawang (BPUPPK), Dadan Suhendarsyah optimis menyatakan tidak ada yang bisa menggagalkan penyatuan Gina Swara dan Acep Jamhuri, kecuali kehendak Tuhan sendiri.


Menurutnya, semangat yang sama-sama menyala di antara kedua tokoh ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran bersama tentang perlunya memperbarui Karawang.


 "Mengelola Karawang tidak bisa dilakukan hanya oleh satu atau dua kelompok. Diperlukan sinergi, kerja sama antar pihak, serta kemampuan untuk mengendalikan ego dan ambisi pribadi maupun kelompok," ujar Dadan.


Tentang Kesepakatan Posisi Calon Bupati dan Wakil Bupati


Dadan menegaskan bahwa BPUPPK tidak terlibat dalam menentukan siapa yang akan menjadi calon bupati atau wakil bupati. Namun, ia mencatat bahwa Acep Jamhuri dan Gina Swara telah beberapa kali bertemu secara independen, tanpa paksaan dari pihak manapun. 


"Suasananya penuh kehangatan, keinginan untuk berjodoh di antara mereka sudah sangat kelihatan," jelas Dadan. 


Menurutnya, kedua tokoh ini memiliki chemistry yang kuat sejak awal, dan sekarang hanya tinggal menunggu deklarasi resmi.


Tantangan Menghadapi Incumbent


Mengenai kemungkinan pasangan Ajam-Gina untuk mengalahkan petahana, Dadan mengakui bahwa politik itu dinamis dan tidak bisa diprediksi. Meskipun survei menunjukkan bahwa petahana berada di posisi teratas, BPUPPK telah menganalisa data tersebut dan menemukan bahwa keunggulan petahana tidaklah setinggi yang dipublikasikan.


"Survei internal kami menunjukkan bahwa angka dukungan untuk petahana masih di bawah 45%, yang sangat rentan bagi seorang incumbent," ungkapnya.


Elektabilitas Gina dan Ajam


Dadan menjelaskan bahwa meskipun Acep Jamhuri dan Gina Swara adalah sosok yang populer, gerakan sosialisasi dan publikasi mereka masih terbatas jika dibandingkan dengan petahana. 


"Dengan kekuasaannya, petahana memiliki banyak cara dan fasilitas untuk bergerak, sementara kedua tokoh ini masih dianggap tidak serius mencalonkan beberapa bulan lalu," jelas Dadan.


Pentingnya Kepemimpinan Dwi Tunggal


BPUPPK mendorong penyatuan Ajam dan Gina karena mereka melihat bahwa kedua tokoh ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa saling melengkapi.


 "Figur Acep Jamhuri dan Gina Swara harus diakui memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, sehingga diperlukan kesadaran untuk membangun semangat dwi tunggal, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menguatkan," kata Dadan. 


Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan dwi tunggal ini mengacu pada tipe kepemimpinan kolektif kolegial, di mana meskipun berbeda posisi jabatan, keduanya akan selalu terlibat dalam pengambilan keputusan dan menjaga harmoni.


Peran BPUPPK dalam Proses Penyatuan


BPUPPK sendiri, menurut Dadan, adalah sebuah kelompok ad hoc yang beranggotakan 13 orang dari berbagai latar belakang, termasuk aktivis, pengurus partai, dan individu yang memiliki ikatan emosional dengan Ajam dan Gina.


 "Kami terlibat atas nama personal, tidak membawa institusi. Tujuannya memfasilitasi penyatuan kedua sosok calon pemimpin Karawang," jelas Dadan.


Keyakinan Akan Penyatuan Ajam dan Gina


Ketika ditanya tentang keyakinannya apakah Ajam dan Gina akan bersatu, Dadan menjawab dengan optimis bahwa keyakinan mereka sudah mencapai 99%. 


"Tinggal 1% lagi adalah takdir yang merupakan kewenangan mutlak dari Tuhan," tutupnya. 


Dadan mengibaratkan BPUPPK seperti kelompok yang menculik dan menekan Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 


Dengan semangat dan optimisme yang tinggi, BPUPPK berharap bahwa penyatuan Ajam dan Gina akan membawa perubahan positif bagi Karawang, sekaligus memberikan harapan baru bagi masyarakatnya. (Red

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update